(dok.DeKSI) |
Sebanyak 64 mahasiswa dari 45 universitas di Indonesia,
mengisi liburan akhir pekan di Kota Malang. Mereka belajar kepemimpinan dalam Malang Leader Summit 2015 (MLS 2015). Bertempat di Grand Palace Hotel, kegiatan yang
diinisiasi langsung oleh organisasi kepemudaan Indonesian Future Leaders (IFL) Chapter
Malang berlangsung selama pada 20-22 November 2015.
Selama tiga hari, mereka bertemu dan berdialog langsung
dengan pemimpin-pemimpin ideal dari berbagai bidang. Pada acara Global Youth Conference, peserta diajak
berdialog dengan empat tokoh yakni Direktur Jawa Pos Radar Malang Kurniawan Muhammad, Ketua KPPI (Kaukus
Perempuan Politik Indonesia) Kota Malang yang juga merupakan anggota DPRD Kota
Malang Ya’qud Anannda Gudban, kreator Sunday Market Surabaya Alek Kowalski, dan
budayawan muda Kresna Aditama.
Empat pemimpin itu memaparkan tentang profesionalisme di
bidang masing-masing. Mulai dari jurnalistik dan media, politik dan
pemerintahan, industri kreatif, sampai sosial budaya. Dalam paparannya,
Kurniawan mengatakan bahwa wartawan adalah password untuk jadi pemimpin masa depan.
”Banyak pemimpin kita yang berangkat dari profesi wartawan. Meski bukan
pekerjaan yang menjanjikan, wartawan merupakan profesi yang membanggakan,
karena bekerja untuk kepentingan umum,” terangnya. Bahkan, di era media seperti
saat ini, tulisan wartawan bisa sangat berpengaruh. Hanya saja tetap harus
profesional, karena pekerjaannya diawasi oleh empat juri. Yakni hati nurani,
kode etik jurnalistik, perusahaan pers, serta dewan pers.
Terkait peran media dalam menyambut MEA (Masyarakat
Ekonomi ASEAN), alumnus Universitas Brawijaya (UB) itu menekankan peran media
sebagai pemberi edukasi, serta mendukung semua upaya yang bermuara ke arah pembangunan
dan kemajuan.
Sementara itu, anggota DPRD Kota Malang Ya’qud Anannda
Gudban mengungkapkan pentingnya peran serta masyarakat dalam proaktif menjadi
bagian dari kebijakan-kebijakan daerah. ”Masyarakat, mahasiswa, semua orang
bisa mengusulkan kepada DPRD. Misalnya tentang kebijakan yang baik untuk
kemajuan daerah. Jadi, tidak hanya menjadi subjek kebijakan,” terang Nanda
–sapaan akrabnya.
Pada kesempatan yang
sama, Alex Kowalski memaparkan bagaimana pentingnya anak muda sebagai pelaku
industri kreatif. Anak muda masa kini dituntut untuk berani berimprovisasi,
berkarakter, dan tangguh. “Intinya siap tidak siap itu ada dalam diri sendiri.
Kalau sudah siap, mau ada MEA atau tidak, tidak akan berpengaruh besar”, ujar
pria kelahiran Batu, Jawa Timur ini.
Hal senada
diungkapkan oleh Kresna Aditama dengan mengajak anak muda untuk lebih peka dan
mengapresiasi budaya bangsa, budaya leluhur. Menurutnya, budaya juga memberikan
peran penting dalam perkembangan dunia.
MLS 2015 merupakan
salah satu bentuk coaching
kepemimpinan yang bertujuan untuk memperkenalkan, memahami, dan mengetahui
kompetensi diri dari masing-masing peserta atau delegasi sesuai dengan passion masing-masing yang dimiliki. Acara
diisi dengan berbagai agenda lain seperti Youth
Creativity Art, Youth Forum, Gala Dinner, serta Outbond pada hari ketiga yang dilakukan di Alun-Alun Kota Malang
sebagai ikon pariwisata. Kegiatan ini juga banyak menggandeng pihak eksternal
seperti Sharing With You sebagai salah satu mentor untuk MLS 2015. (adh&ren)